Waru

Deskripsi

Detail Tanaman

Kode Pemeliharaan : TNM0050
Lokasi Tanaman :

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: home/pemeliharaan_detail.php

Line Number: 43

Backtrace:

File: /home/tamankita/webs/public_html/tamankita.tangerangkota.go.id.site/application/modules/sieman/views/home/pemeliharaan_detail.php
Line: 43
Function: _error_handler

File: /home/tamankita/webs/public_html/tamankita.tangerangkota.go.id.site/application/third_party/MX/Loader.php
Line: 351
Function: include

File: /home/tamankita/webs/public_html/tamankita.tangerangkota.go.id.site/application/third_party/MX/Loader.php
Line: 294
Function: _ci_load

File: /home/tamankita/webs/public_html/tamankita.tangerangkota.go.id.site/application/modules/sieman/controllers/List_pemeliharaan.php
Line: 82
Function: view

File: /home/tamankita/webs/public_html/tamankita.tangerangkota.go.id.site/index.php
Line: 315
Function: require_once

Pemelihara :
Tanggal Menanam : 01-01-2020
Diamater :
Tinggi :
Jenis Tanaman : Pohon
Jenis Fungsi :
Jenis perawatan :
Kategori Konservasi :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species :
Daya serap karbon/hari(kg) :
Keterangan :

Waru atau baru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut, dan dadap laut (Pontianak)[1] telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek. Namun, aslinya tumbuhan ini diperbanyak dengan biji. Memakai stek untuk perkembanganbiakan waru agak sulit, karena tunas akan mudah sekali terpotong.[1]

Waru masih semarga dengan kembang sepatu.[1] Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris.

Di Indonesia tumbuhan ini memiliki banyak nama seperti: baru (Gayo, Belitung, Md., Mak., Sumba, Hal.); baru dowongi (Ternate, Tidore); waru (Sd., Jw., Bal., Bug., Flores); haru, halu, faru, fanu (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.[2]